Well, daeng punya cerita sedikit nih mengenai fenomena okkots ..
cerita ini terjadi sekitar 4 bulan lalu ketika saya dalam perjalanan dari kota lumbung beras Sidrap menuju ke Makassar. Seperti biasa, saya selalu menggunakan jasa angkutan langganan saya. Kalau pake mobil langganan saya ini, artinya saya pasti duduk di depan di samping pak kusir supir yang mengendarai kuda mobil supaya baik jalannya. Tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk (halah kok nyanyi sih, hehehehehe).
Perjalanan lumayan lancar. Saya juga tidak terlalu ambil peduli dengan penumpang-penumpang lain karena keasyikan duduk di singgasana depan ditemani ipod yang menyanyikan lagu lagu keren khas Elvis (maksudnya Elvie Sukaesih, gitu). Lagian, saya enggan mendengar musik yang diputar oleh Pak Supir, Kenjen Band (baca: Kangen Band), really not my music. Memasuki Kabupaten Barru, saya mulai bosan mendengarkan musik di ipod sendiri, saya melepas ipod dan berharap pak Supir berganti haluan ke lagu-lagu Bugis Makassar, kali aja ada lagu lagu Bugis keren yang bisa dinikmati. Iya nggak? Ternyata, pak Supir juga sudah tak memutar lagu Kenjen band lagi (Thanks Lord), Pak Supir menggantinya dengan siaran radio AM.
Siaran AM nya sedang ada acara curhat curhat norak ala ABG gitu. Isu-isu yang sama terus berulang dari satu curhater ke curhater selanjutnya, advice yang diberikan oleh si mbak penerima curhat pun sangat standar dan monoton. Masalahnya selalu berputar di pacaran backstreet, dua sahabat yang naksir cowok yang sama, atau cewek yang dikhianati pacarnya. Saya tak begitu tertarik awalnya sampai radar okkots saya menangkap ada sesuatu yang janggal dalam sebuah percakapan.
Kring Kring
Mbak Ria (MR): Yah haloooooo , Sesi curhat mbak Ria, ini dengan siapa yah…..
Susan (S): ini dengan Susan, Mbak…….
Wah nama nya keren juga. Baru tahu kalau orang-orang di kampung namanya keren-keren. Namun, yang membuat saya hampir ngakak mendadak di angkutan adalah saat Mbak Ria memberikan respon:
MR: Ohhhh Susang yah, ini Susang dimana? (Wakakakakak and the okkots finally happened)
S: Saya di Pangkep, mau curhat ke Mbak Ria……. (Sayangnya si korban gak sadar kalau namanya telah dianiaya, lu kate si Susan lahir Sungsang……. ).
Dan belasan kata Susang pun meluncur deras dari mulut si Mbak Ria ini. Saya sudah tidak sempat lagi mendengarkan apa masalah si Susan, saya lebih berkonsentrasi dengan si Mbak Ria yang semakin konsisten okkots (Okkots nya Mbak Ria untungnya masih stadium 1, masih seputar N dan NG). Setiap kali Mbak Ria menyebut Susang, saya pasti senyum-senyum sendiri. Pak Supir sampe curiga ngeliat saya senyum-senyum sendiri.
Saya akhirnya mampu mengendalikan tawa agar tak meledak di dalam mobil. Untungnya, sesi curhat itu hampir berakhir.
S: Makasih Mbak Ria…….
MR: Oke, thanks teleponnya, BRO!!!!!!
What????? Sejak kapan Susan berubah jadi BRO. Udah jelas-jelas yang telepon tadi cewek bernama Susan, kok manggilnya Bro. Waduh mbak Ria ini sepertinya harus dikarantina sama macan jantan dulu deh biar bisa ngerti perbedaan Bro sama Sis.
Saya mau gak mau akhirnya tertawa tertahan di mobil gara-gara si Mbak Ria tadi. Pak Supir yang curigation melihat saya senyam senyum sendiri dengan ramahnya bertanya: “Ada apa dek, kok ketawa?”
Saya sambil cuman cengengesan menjawab: “Oh gak apa apa kok, Bro!!!!”
0 komentar:
Posting Komentar