5 Mar 2011

Kenapa si Gondrong yang Maju??


Setiap daerah memiliki kalimat penyemangat, lazim digunakan saat menyoraki tim kesayangan yang berlaga di berbagai pertandingan olahraga atau dalam aktivitas lainnya. Di SEA GAMES misalnya, Indonesia pernah mengusung, “Ayo Kita Bisa Menang!” sementara negeri tetangga mantap dengan sorakan, “Malaysia Boleh!”. Di Makassar, ada kalimat penyorak yang bertahan dari generasi ke generasi, “Maju ko gondrong!”. Bagaimana asal usul kalimat ini memang tak jelas benar.



Menurut Ivan Firdaus = wartawan na panyingku , kalimat penyemangat " maju gondrong! " mulai populer di dunia kemahasiswaan tahun 1990an. Seruan ini, katanya, membahana seputar masa orientasi mahasiswa baru Kala itu mahasiswa terbagi tiga kelompok, pertama, mereka yang gundul karena menjalani masa perpeloncoan, yang gondrong mahasiswa tahun kedua atau yang sudah kenyang makan asam garam Opspek dua tahun lalu, dan mahasiswa tua yang meski banyak juga yang gondrong, tapi ada yang sudah bosan gondrong. Konon, bila mahasiswa baru yang gundul bikin ulah, maka mahasiswa paling senior akan berteriak, “Majuko Gondrong!” maka majulah yg para mahasiswa berambut gondrong sebagai tim "buldozer."


Kalimat ini dipakai juga saat turun ke jalan utk demonstrasi. Umumnya, pengunjuk rasa yang gondrong itu berkesan "rewa" (karena lebih banyak yg tampangnya seram dengan rambut gondrong). Dalam pengamatan Ivan, kalau kelompok demo dibombardir oleh polisi maka yang gondrong-gondrong lebih banyak di depan untuk membedakan identitas mereka dengan yang "cepak" alias pihak keamanan.


Tapi sayangnya, kalau terjadi perkelahan antarmahasiswa, maka sesame gondrong juga yang baku hantam, seperti yang sering terjadi di Unhas yang populer dengan musoim tawuran. Bicara soal rambut gondrong ini, beberapa teman gondrong pernah berkata kalau rambut mereka yang dibiarkan panjang itu sebenarnya untuk menutupi kegalauan hati, rasa rendah diri, cinta yang tak terungkap, kesedihan, dan perut yang belum di isi sejak siang.
Nah, di Makassar, karena kesan brutal dan tukang berkelahi yang lekat dengan citra mahasiswa gondrong ini, tak heran ada lelucon, di mana para tukang becak tidak mau menggondrongkan rambut, karena malu nanti dikira mahasiswa, katanya.


Catatan penting juga, tak jarang banyak intel yang mencontoh mahasiswa dengan rambut gondrong. Tujuannya untuk mudah menyusup di antara mahasiswa gondrong, mendapat bocoran demonstrasi dan sebagainya. Menurut sejumlah mahasiswa, gondrong sejati akan mudah tahu, yang mana gondrong rewa, yang mana gondrong ballorang alias penakut dan mana gondrong intel.


Terlepas dari hal di atas itu, beberapa tokoh heroik dari cerita legenda, sejarah, dan film, menampilkan tokoh gondrong. dan tentu saja hampir semua pemusik (semua aliran, kecuali dangdut) idola kaum muda sejak tahun2 sebelumnya hingga kini memang gemar gondrong. Lihat saja Slank, Kecuali Nidji yang vokalisnya berambut keriting, tentu lain lagi ceritanya. 
blog walking ke panyinkul.com

0 komentar:

Posting Komentar